Laman

Jumat, 08 Juli 2011

Pemberian Gelar Kebangsawanan Keraton Surakarta Hadiningrat

JAKARTA – Keraton Surakarta Hadiningrat memberikan gelar kebangsawanan kepada Wakil Ketua MPR RI Hj. Melani Leimena Suharli di Aula Sasono Wiwoho, Ialan Mangun-sarkoro 69, Menteng, Jakarta, Minggu (26/6).

Kasunanan Surakarta Hadiningrat memberikan gelar kebangsawanan Solo kepada 28 tokoh masyarakat dan masyarakat umum. Pemberian gelar telah melalui mekanisme selektif baku yang berlaku di dalam institusi Keraton Surakarta, bertempat di Aula Sasono Wiwoho, Menteng, Jakarta Pusat, Miggu (26/6).

Penobatan dilakukan langsung oleh Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Paku Buwono XIII, Tedjowulan, kepada 28 tokoh masyarakat yang berasal dari kalangan pemerintah, budayawan, pemangku adat, seniman, dan masyarakat umum yang dinilai telah memberikan jasa besar dalam kegiatan pembangunan bangsa dan negara.

"Pada umumnya Jawa, dan khususnya Keraton Surakarta Hadiningrat," kata Tedjowulan dalam pidato sambutannya, di Jakarta, Minggu.

Ke-28 penerima gelar tersebut di antaranya sejumlah tokoh politik seperti Suhardi (Ketua Umum Gerindra), Hidayat Nur Wahid (Mantan Ketua MPR), Melani Leimena Suharli (Wakil Ketua MPR RI), Yeni Wahid (Direktur Wahid Institute), Tanri Abeng, Nadine Alexandra Dewi (Puteri Indonesia 2010), dan Reisa Kartikasari (Puteri Indonesia Lingkungan 2010).



Sementara dari kalangan seniman, Keraton juga memberikan gelar kebangsawanan kepada Luna Maya, Lula Kamal, dan Rossa. Pemberian gelar kebangsawanan tersebut dilakukan di Surakarta dan Jakarta secara bergantian. Acara wisuda ini sendiri merupakan sebuah warisan upacara adat budaya di Keraton Surakarta Hadiningrat.

"Pemberian gelar kekerabatan ini telah melalui mekanisme selektif yang dinilai oleh Lembaga Pengageng Putra Sentana, dan Pengageng Parentah Keraton, sehingga pemberian gelar sudah melalui mekanisme baku Keraton," tegasnya.

Melani yang kini bergelar Kanjeng Ratu Ayu Adipati mengaku terkejut atas gelar yang diberikan padanya tersebut. Menurutnya, gelar tersebut terkait perannya di MPR yang sedang menggiatkan pelestarian kebudayaan sebagai salah satu upaya melestarikan kebhinnekaan. “Kita tidak hanya melestarikan kebudayaan daerah asal kita, tapi juga kebudayaan daerah di seluruh Indonesia,” tutur wanita berdarah Maluku-Sunda itu.



"Saya berharap pemberian gelar ini dapat lebih memotivasi dan menjadi lebih baik lagi. Ini membuat saya lebih bersemangat membangkitkan budaya daerah, mencintai kebudayaan bangsa, dan melestarikan budaya dan nasionalisme." tegas Hj. Melani Leimena Suharli

Sementara itu, Yeni Wahid mendapatkan gelar Kanjeng Ratu Ayu Sitaningrum yang dianggap telah berprestasi dalam memperjuangkan kehidupan pluralisme di Indonesia. "Saya dinobatkan terkait kegiatan saya sebagai penggiat pluralisme," terang putri Mantan Presiden RI Abdurahman Wahid ini.

Tedjowulan kemudian mengajak untuk bersama-sama membangun kemajuan kebudayaan bangsa dengan berbagai cara. Di antaranya dengan mewarisi nilai-nilai luhur dari pendahulu negeri, sebagai bagian dari implementatif kontemporer dalam berbangsa dan bernegara.



Pemberian gelar ini dilangsungkan dalam rangka peringatan naik takhta ke-7 atau Upacara Tinggalan Jumenengan.