Sebagai seorang pejuang, Melanchton Siregar berjuang di
daerah Tapanuli, atau Sumatera Utara dengan satu tujuan mengusir penjajah
Belanda dari tanah air. Beliau membentuk Dipisi panah, bahkan diberikan gelar
Partahuluk Raso (kopiah pandan) sebagai upaya dan strategi mengalahkan penjajah
Belanda. Perjuangan fisik yang dilakukan Melanchton Siregar tentu atas dasar
keinginan dan kerinduan supaya bangsa kita lepas dari penjajah Belanda.
Melanchton Siregar juga berperan dalam dunia pendidikan.
Sebuah dunia yang memberikan pencerahan pada jiwa, raga dan pemikiran manusia.
Melanchton Siregar tidak mengenal lelah untuk mengajar, mendidik orang Sumatera
Utara dan Aceh supaya punya sumber daya manusia untuk membangun negeri ini.
Banyak sudah karya beliau ini dalam dunia pendidikan. Termasuk membidangi
lahirnya SGB (sekolah guru bawah)
dan SGA (sekolah guru atas) di Sumatera Utara dan Aceh. Pendidikan yang digagas
Melanchton Siregar murni untuk membangun peradaban bangsa agar masyarakat Sumut
dan Indonesia bisa cerdas sehingga tumbuh menjadi bangsa yang kuat.
Di bidang politik, Melanchton Siregar adalah salah satu
politisi yang menjadi panutan bagi
bangsa dan saya sangat bangga pada sosok Melanchton Siregar. Beliau berpolitik
dengan basis ideologi, cita-cita yang murni untuk kemajuan bangsa. Sebagai
Wakil Ketua MPRS RI (1966-1971) banyak pemikiran yang diberikan oleh Melanchton
Siregar. Pada tahun 1968 Melanchton Siregar bersama Adam Malik dan rombongannya
pernah mewakili RI di Sidang Umum PBB ke 22 di New York. Karir politik
internasionalnya merupakan pengabdian seorang Melanchton Siregar pada bangsa
ini. Berpolitik dengan nurani, akal sehat,
dan cita-cita adalah ciri khas Melanchton Siregar. Melanchton Siregar banyak
memberikan gagasan dan pemikiran dalam bidang politik untuk kemajuan bangsa
pada waktu itu.