Jurnas.com | HARI Pendidikan Nasional (Hardiknas) harus menjadi momentum bagi semua pihak, terutama pemangku pendidikan untuk membenahi pendidikan nasional yang masih karut marut. Jika ada kekurangan atau kelemahan, kewajiban semua pihak untuk segera memperbaikinya, bukan saling menyalahkan apalagi saling menjatuhkan. Demikian dikatakan Wakil Ketua MPR RI, Melani Leimena Suharli, di Jakarta, Kamis (2/5).
Lebih lanjut, Melani mengatakan, pendidikan merupakan pondasi bagi setiap warga negara untuk maju dan berkembang. Pada saat bersamaan, pendidikan merupakan kunci bagi kemajuan suatu bangsa.
“Hanya bangsa yang peduli dan terus mengembangkan pendidikan, yang mampu menguasai tantangan masa depan,” katanya melalui siaran pers yang diterima Jurnal Nasional.
Politisi Partai Demokrat ini menegaskan, dirinya sangat perhatian dan peduli pada kemajuan pendidikan ini, terutama bagi wanita dan anak-anak. Kemajuan pendidikan wanita akan mempercepat kemajuan tingkat SDM Indonesia. Begitu juga pendidikan anak-anak yang merupakan dasar bagi pengembangan SDM bermutu harus dimulai sejak dini.
“Karenanya, saya juga peduli pada pendidikan tingkat dasar ini seperti PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini, perlu kita dorong untuk berkembang,” ujar Melani.
Diakui Melani, masih banyak persoalan yang mengiringi dunia pendidikan di Indonesia, tetapi perhatian pemerintah yang sangat serius ditandai dengan alokasi anggaran pendidikan yang makin besar dan tertinggi di dalam APBN. Hal itu merupakan kebijakan politik pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono yang harus terus didukung demi kemajuan Indonesia.
Melani juga menanggapi pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA yang sempat tertunda dan UN SMP yang juga masih molor beberapa jam di beberapa daerah, termasuk prokontra soal penerapan Kurikulum 2013. Melani menyarankan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) agar mempertimbangkan dengan seksama kondisi masyarakat di 34 provinsi dengan keadaan yang berbeda. Sebab Kemdikbudlah yang memunyai otoritas soal itu.
“Saya berharap masalah UN bisa diselesaikan dengan baik termasuk soal Kurikulum 2013 dapat diterapkan, sesuai saran dan penegasan Presiden SBY bahwa tidak ada keinginan untuk memaksakan kurikulum 2013, selain untuk menyongsong perubahan jaman yang semakin maju dan canggih,” kata Melani.
Dalam kaitan Hardiknas ini, Melani juga mengimbau semua pihak untuk terus membudayakan kebiasaan membaca, karena ini langkah awal memasuki dunia ilmu dan kemajuan.
“Dengan tradisi membaca yang makin merata, terutama di kalangan wanita, anak-anak, dan generasi muda, maka akan tumbuh masyarakat yang melek ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi canggih yang kini ada dalam genggaman berupa gadget, baik telepon selular maupun laptop, harusnya menjadi pendorong bagi kebiasaan membaca yang makin tinggi,” katanya.
Lebih lanjut, Melani mengatakan, pendidikan merupakan pondasi bagi setiap warga negara untuk maju dan berkembang. Pada saat bersamaan, pendidikan merupakan kunci bagi kemajuan suatu bangsa.
“Hanya bangsa yang peduli dan terus mengembangkan pendidikan, yang mampu menguasai tantangan masa depan,” katanya melalui siaran pers yang diterima Jurnal Nasional.
Politisi Partai Demokrat ini menegaskan, dirinya sangat perhatian dan peduli pada kemajuan pendidikan ini, terutama bagi wanita dan anak-anak. Kemajuan pendidikan wanita akan mempercepat kemajuan tingkat SDM Indonesia. Begitu juga pendidikan anak-anak yang merupakan dasar bagi pengembangan SDM bermutu harus dimulai sejak dini.
“Karenanya, saya juga peduli pada pendidikan tingkat dasar ini seperti PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini, perlu kita dorong untuk berkembang,” ujar Melani.
Diakui Melani, masih banyak persoalan yang mengiringi dunia pendidikan di Indonesia, tetapi perhatian pemerintah yang sangat serius ditandai dengan alokasi anggaran pendidikan yang makin besar dan tertinggi di dalam APBN. Hal itu merupakan kebijakan politik pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono yang harus terus didukung demi kemajuan Indonesia.
Melani juga menanggapi pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA yang sempat tertunda dan UN SMP yang juga masih molor beberapa jam di beberapa daerah, termasuk prokontra soal penerapan Kurikulum 2013. Melani menyarankan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) agar mempertimbangkan dengan seksama kondisi masyarakat di 34 provinsi dengan keadaan yang berbeda. Sebab Kemdikbudlah yang memunyai otoritas soal itu.
“Saya berharap masalah UN bisa diselesaikan dengan baik termasuk soal Kurikulum 2013 dapat diterapkan, sesuai saran dan penegasan Presiden SBY bahwa tidak ada keinginan untuk memaksakan kurikulum 2013, selain untuk menyongsong perubahan jaman yang semakin maju dan canggih,” kata Melani.
Dalam kaitan Hardiknas ini, Melani juga mengimbau semua pihak untuk terus membudayakan kebiasaan membaca, karena ini langkah awal memasuki dunia ilmu dan kemajuan.
“Dengan tradisi membaca yang makin merata, terutama di kalangan wanita, anak-anak, dan generasi muda, maka akan tumbuh masyarakat yang melek ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi canggih yang kini ada dalam genggaman berupa gadget, baik telepon selular maupun laptop, harusnya menjadi pendorong bagi kebiasaan membaca yang makin tinggi,” katanya.