Laman

Jumat, 30 Agustus 2013

Latihan Instruktur Diskuswati & Workshop IMMawati Nasional


Wakil Ketua MPR RI Ibu Hj. Melani Leimena Suharli hadir sebagai Keynote Speech di acara Latihan Instruktur Diskuswati & Workshop IMMawati Nasional dengan tema "Konsolidasi Gerakan IMMawati Dalam Memperteguh Kiprah Kebangsaan & Keumatan" di Jakarta.

Dalam pemaparannya Ibu Hj. Melani Leimena meyampaikan tentang Kiprah perempuan yang memiliki keutamaan dalam masa depan bangsa dan kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia. Perempuan bukan hanya memiliki peran dalam keluarga, seperti halnya mendidik anak-anak, namun peran mereka kini semakin bervariasi dan mulai masuk disegala bidang yang awalnya hanya menjadi ranah laki-laki.

Wilayah ekonomi, politik, bahkan pertahanan tidak asing lagi diisi oleh perempuan. Dalam hal ekonomi misalnya, banyak sekali sekarang pemimpin bisnis perempuan. Pertahanan dan keamanan juga, misalnya tentara maupun polisi wanita juga tidak menjadi suatu yang aneh. Bahkan dalam konteks perpolitikan kekinian, perempuan mendapatkan porsi 30%. Yakni dalam kursi DPR/DPRD, atau juga dapat suatu struktural partai politik yang mengharuskan keberadaan perempuan dari tingkat daerah hingga pusat diisi oleh minimal 30% perempuan.

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, sudah tentu membutuhkan sumber daya manusia yang berkwalitas sebagai subyek pembangunan. Jumlah kaum perempuan sudah tidak dapat dipungkiri menempati posisi teratas dalam piramida demografi di Indonesia ketimbang pria. Sehingga potensi kuantitas dari kaum perempuan apabila dapat diiringin dengan upaya peningkatan kwalitasnya, maka peran perempuan dalam pembangunan bangsa dan masyarakat menajdi sangat signifikan.

Dengan demikian, kita perlu mengupayakan solusi terbaik khususnya dalam meningkatkan kwalitas kaum perempuan di Indonesia. Tentu saja hal tersebut, membutuhkan langkah bertahap dan komprehensif. Kaum perempuan sudah selayaknya menjadikan prioritas bagi negara dalam peningkatan mutu pendidikan dan spesialisasi bidang keahlian yang menjadi bekal kemandiriannya. Seiring dengan hal itu pula, stigma perempuan sebagai subrodinat pria, sudah tidak lagi berlaku. Demikian pula isu akan kesataaraan gender yang seringkali kita perdebatkan sudah tidak penting lagi untuk dijadikan wacana, karena pada hakikat perempuan sebagai partner atau pasangan dari laki-laki adalah sama-sama memiliki kontribusi dalam pembangunan.

Beberapa contoh kaum perempuan yang telah mendedikasikan dirinya, bukan hanya bagi umat/masyarakat namun juga bagi masa depan bangsanya, diantaranya Cut Nyak Dhien, Cut Meuthia, Christina martha Tiahahu, Demi Sartika, Nyi Ageng Serang, R.A. Kartini, dan masih banyak lagi.

Tentu kita tidak mengesampingkan tokoh-tokoh perempuan yang pada era kekinian/kontemporer juga mengemuka dan berjasa bagi bangsa dan negara. Namun alangkah mulianya, kita apabila mampu meneladani kesungguhan, kerja keras, dan pengorbanan kaum perempuan yang berjasa besar bagi kemerdekaan Indonesia. Selain itu sebagai bangsa yang besar, tentunya kita tidak ingin melupakan jasa-jasa para pahlawan, khususnya pahlawan bangsa dari kaum perempuan.