Laman

Jumat, 09 Desember 2011

Sosialisasi 4 Pilar Bangsa : "Tanamkan Nilai-Nilai Pancasila dan Nasionalisme pada Anak-Anak "

Wakil Ketua MPR RI Hj Melani Leimena Suharli meminta kepada ibu-ibu Pengurus Pusat (PP) Wanita Syarikat Islam untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dan nasionalisme kepada anak-anaknya. Dengan menanamkan nilai-nilai itu, diharapkan anak-anak bisa tumbuh menjadi manusia Indonesia yang memiliki jiwa nasionalisme dan Pancasilais.

“Supaya menjadi orang Indonesia yang Pancasilais,” ujar Melani Leimena Suharli ketika membuka sosialisasi 4 Pilar (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) pada PP Wanita Syarikat Islam, di Nusantara V, Komplek MPR/DPR/DPD, Kamis, 1 Desember 2011. Sosialisasi yang diselenggarakan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ini diikuti sekitar 200 wanita dari pimpinan wilayah dan pimpinan cabang PP Wanita Syarikat Islam. Sebagai narasumber sosialisasi adalah Drs. Syamsul Bachri, MSc (Fraksi Partai Golkar) dan Drs. Al Muzzamil Yusuf (Fraksi PKS).

Menurut Melani Leimena Suharli, sesuai dengan Pasal 15 ayat 1 huruf f Undang-Undang No. 27 Tahun 2009 mengamanahkan kepada Pimpinan MPR untuk mengoordinasikan sosialiasi UUD NRI Tahun 1945. “Semula hanya sosialisasi UUD, tapi kemudian Pimpinan MPR mengemasnya menjadi sosialisasi 4 pilar meliputi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” kata Wakil Ketua MPR dari Partai Demokrat ini.

Mengapa diperluas menjadi 4 Pilar, kata Melani Leimena Suharli, karena Pancasila sudah mulai dilupakan. Bahkan, banyak orang yang tidak hafal dengan Pancasila. “Pancasila tidak hanya dihafal, tapi juga dilaksanakan,” katanya. Dalam kaitan itu, Melani Leimena Suharli meminta ibu-ibu untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila itu kepada anak-anak. “Agar anak-anak nantinya memiliki jiwa nasionalisme dan Pancasilais,” katanya.

Bahkan, Melani Leimena Suharli menyebut korupsi yang merajalela sekarang ini karena tidak dipahaminya dan diamalkannya Pancasila. “Koruptor itu bukan Pancasilais. Mereka melakukan korupsi karena tidak memahami dan menghayati Pancasila,” katanya. Kalau manusia Indonesia sudah menjadi Pancasilais, Melani Leimena Suharli yakin korupsi akan berkurang.


Karena itulah MPR mensosialisasikan 4 Pilar meliputi Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, UUD NRI Tahun 1945 yang merupakan landasan konstitusional, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang menjadi konsensus persatuan dan kesatuan yang harus dijunjung tinggi, dan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi kekayaan bangsa dan modal untuk bersatu.

Sementara itu Ketua Umum PP Syarikat Islam, Dr. Valina Singka Subekti menjelaskan sosialisasi ini diikuti perwakilan PP Syarikat Islam dari DKI Jakarta, Provinsi Banten, Bandung, Sukabumi, Garut, Bogor. SI adalah organisasi tertua di Indonesia. Serikat Dagang Islam (SDI) berdiri tahun 1905, dan Syarikat Islam (SI) tahun 1906. “SI menjadi pelopor gerakan kebangsaan Indonesia,” katanya.

Tokoh SI ikut terlibat dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), seperti HOS Tjokroaminoto, Agus Salim. “SI ikut memberikan cetak biru konstitusi,” ujar Valina Singka yang juga pernah menjadi anggota MPR dari utusan golongan. Ia mencontohkan Pasal 34 konstitusi yang menyebutkan fakir miskin dipelihara oleh negara merupakan sumbangsih pemikiran SI.