Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli mengharapkan kepada mahasiswa
agar menjunjung tinggi etika dan berbudi pekerti luhur serta
profesional. "Tetap menjaga Maluku dan Ambon tetap aman dan damai, serta
memegang teguh Pela Gandong menjelang penyelenggaraan MTQ pada bulan
Juni mendatang," katanya.
Harapan itu disampaikan Melani Leimena Suharli dalam pertemuan dengan dua delegasi mahasiswa Ambon, yaitu delegasi dari Aliansi Masyarakat Madani Ambon dan Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Ambon, di ruang rapat pimpinan, Gedung Nusantara III, Lantai 9, Komplek MPR/DPR/DPD, Jakarta, Kamis 5 April 2012.
Dalam pertemuan itu, Melani Leimena Suharli mengingatkan kepada dua delegasi mahasiswa yang datang tanpa melalui prosedur surat menyurat melainkan mengajukan permintaan melalui sms (pesan pendek) ke telepon seluler. "Bukan saya tidak mau bertemu, melainkan sudah ada prosedurnya, yaitu dengan mengajukan surat permohonan audensi terlebih dulu. Ada etika untuk bertemu dengan lembaga negara," ujarnya. Berkaitan dengan prosedur itu, Melani Leimena Suharli meminta kepada mahasiswa selain cerdas harus juga diiringi dengan etika dan berbudi pekerti luhur serta professional.
Aliansi Masyarakat Madani Ambon yang diwakili Dahlan Wattihein, mengungkapkan beberapa persoalan di daerah. Di antaranya, masalah legitimasi Surat Keputusan (SK) Pelantikan Bupati Seram Bagian Barat yang dikeluarkan Kementerian Dalam Negeri, masalah tambang di Kabupaten Seram Bagian Barat yang tidak memiliki izin dari instansi terkait, dan tindakan asusila yang diduga dilakukan pemimpin di daerah. "Mahasiswa sebagai agen kontrol sosial ingin menyuarakan masalah ini," katanya seraya meminta maaf karena mengajukan keinginan bertemu melalui pesan pendek.
Harapan itu disampaikan Melani Leimena Suharli dalam pertemuan dengan dua delegasi mahasiswa Ambon, yaitu delegasi dari Aliansi Masyarakat Madani Ambon dan Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Ambon, di ruang rapat pimpinan, Gedung Nusantara III, Lantai 9, Komplek MPR/DPR/DPD, Jakarta, Kamis 5 April 2012.
Dalam pertemuan itu, Melani Leimena Suharli mengingatkan kepada dua delegasi mahasiswa yang datang tanpa melalui prosedur surat menyurat melainkan mengajukan permintaan melalui sms (pesan pendek) ke telepon seluler. "Bukan saya tidak mau bertemu, melainkan sudah ada prosedurnya, yaitu dengan mengajukan surat permohonan audensi terlebih dulu. Ada etika untuk bertemu dengan lembaga negara," ujarnya. Berkaitan dengan prosedur itu, Melani Leimena Suharli meminta kepada mahasiswa selain cerdas harus juga diiringi dengan etika dan berbudi pekerti luhur serta professional.
Aliansi Masyarakat Madani Ambon yang diwakili Dahlan Wattihein, mengungkapkan beberapa persoalan di daerah. Di antaranya, masalah legitimasi Surat Keputusan (SK) Pelantikan Bupati Seram Bagian Barat yang dikeluarkan Kementerian Dalam Negeri, masalah tambang di Kabupaten Seram Bagian Barat yang tidak memiliki izin dari instansi terkait, dan tindakan asusila yang diduga dilakukan pemimpin di daerah. "Mahasiswa sebagai agen kontrol sosial ingin menyuarakan masalah ini," katanya seraya meminta maaf karena mengajukan keinginan bertemu melalui pesan pendek.
Menanggapi masalah itu, Melani Leimena Suharli meminta kepada delegasi Aliansi Masyarakat Madani yang didampingi Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) untuk menulis surat kronologi dari masalah itu. "Nanti saya bisa menyampaikan kepada Menteri Dalam Negeri untuk mendapatkan tanggapan, dan anggota DPR atau DPD yang mewakili Maluku untuk ikut memecahkan masalah di daerah. Saya bukan eksekutif. MPR hanya bisa memfasilitasi," jelasnya.
Sementara itu, Delegasi LIRA menyampaikan undangan kepada Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli untuk hadir dalam kegiatan membangkitkan semangat perempuan di Maluku. "LIRA Maluku akan mengadakan kegiatan berupa "dilaog kebangsaan bersama perempuan di Maluku", karena ibu Melani merupakan wanita dari Maluku yang kita banggakan," kata Jurmin Lesilawa, mahasiswa Universitas Pattimura, mewakili LIRA Ambon.
Dalam kesempatan bertemu dengan dua delegasi mahasiswa itu, Melani Leimena Suharli mengajak mahasiswa untuk mensosialisasikan penyelenggaraan MTQ di Ambon. " MTQ bisa menjadi momentum yang bagus untuk menjalin persaudaraan di Ambon dan Maluku pada umumnya. Saya tidak ingin ada lagi konflik-konflik sejak tahun 1999 lalu. Penyelenggaraan MTQ jangan dicederai," ujar putri pahlawan nasional Dr. J. Leimena itu.
"Kita tunjukkan bahwa Maluku aman, sehingga investor bisa datang, dan Maluku bisa lebih maju," katanya. Untuk itu, Melani Leimena Suharli berpesan kepada dua delegasi mahasiswa untuk menjaga budaya "Pela Gandong".