Laman

Kamis, 14 Juni 2012

Ibu Hj. Melani L Suharli Memberikan Sambutan Pada Acara KOWANI Fair, ACWO Fair & IWAPI Expo 2012






Wakil Ketua MPR RI Ibu Hj. Melani Leimena Suharli Memberikan Sambutan Pada Acara KOWANI Fair, ACWO Fair & IWAPI Expo 2012 dengan Tema "MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI PEREMPUAN ASEAN".

Pada acara ini ikut hadir juga Ibu Dewi Motik Pramono selaku Ketua Umum KOWANI (Kongres Wanita indonesia) dan Presiden ACWO (Asean Confederation of Womens Organizations).

Pada sambutan ini Ibu Hj. Melani Leimena Suharli menyampaikan tentang pandangan dan pemikiran-pemikiran mengenai kesetaraan gender telah membawa perubahan yang cukup signifikan dalam peningkatan peranan perempuan di Indonesia. Jika dibandingkan dengan beberapa dekade yang lalu, perempuan Indonesia masa kini telah memiliki posisi tawar yang tinggi dalam percaturan politik, ekonomi, maupun sosial-budaya.

Perempuan Indonesia saat ini telah menjadi salah satu kunci dalam pergerakan perekonomian negara. Mengacu pada data yang diperoleh dari Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, di tahun 2010, sekitar 60 persen dari UKM yang ada di Indonesia dikelola oleh perempuan. Hal ini menandakan bahwa perempuan Indonesia saat ini memiliki power yang kuat dalam membangun ketahanan perekonomian serta menciptakan kemandirian ekonomi.

Situasi ini ternyata tidak hanya terjadi di negara Indonesia saja, melainkan telah meluas pada konteks regional kawasan maupun global, termasuk di ASEAN. Sebagai sebuah organisasi regional, ASEAN memiliki visi utama dalam menjaga integritas dan membentuk sebuah kemitraan yang strategis bagi negara-negara anggotanya dalam sebuah tatanan Masyarakat ASEAN (ASEAN Community) yang harmonis.

Berdasarkan Deklarasi ASEAN Concord II yang ditetapkan pada KTT ASEAN ke-9 di Bali tahun 2003, dirumuskanlah ide mengenai 3 pilar utama dalam Masyarakat ASEAN yang melingkupi kerja sama politik dan keamanan, ekonomi dan sosial budaya.
Pilar ekonomi, sebagai salah satu tonggak utama dalam kemajuan komunitas kawasan terwujud dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC). AEC, dalam hal ini, turut melibatkan kontribusi perempuan yang dianggap memiliki aset dan potensi yang luar biasa dalam menggerakkan roda perekonomian negara kawasan mengingat jumlah perempuan di kawasan ASEAN hampir separuh dari jumlah total penduduk ASEAN.

Menyadari betapa besarnya peranan dan potensi yang dimiliki oleh kaum perempuan, Ibu Hj. Melani Leimena Suharli selaku pimpinan Majelis turut menghimbau bagi semua perempuan Indonesia, agar tidak melupakan akar dan falsafah bangsanya ketika membangun komunitas lintas bangsa dan lintas negara. Landasan kehidupan berbangsa dan bernegara yang tercantum melalui empat pilar utama yaitu Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, hendaknya dapat dijadikan modal dasar untuk menunjukkan jati diri dan kekuatan bangsa Indonesia di kancah Asia Tenggara.

Sejatinya, nilai-nilai yang terkandung dalam empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang dimiliki oleh Indonesia hendaknya mampu menginspirasi negara-negara ASEAN lainnya dalam mewujudkan harmonisasi, bekerja sama untuk kepentingan bersama tanpa terhalang oleh perbedaan identitas negara, bangsa, dan bahasa.