Laman

Rabu, 29 Agustus 2012

Ibu Hj. Melani L Suharli Memberikan Sambutan Pada Acara Pagelaran Wayang di Lombok NTB





Wakil Ketua MPR RI Ibu Hj. Melani Leimena Suharli Memberikan Sambutan Pada Acara Pagelaran Wayang Kulit dalam rangka pemasyarakatan ‘empat pilar’ kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pada acara ini ikut hadir juga Bapak Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi selaku Gubernur Nusa Tenggara Barat.

Pada sambutan ini Ibu Hj. Melani Leimena Suharli menyampaikan tentang pandangan kebudayaan wayang sebagai kebudayan nasional yang diwariskan dari nenek moyang bangsa Indonesia. Wayang merupakan karya adiluhung sebagai hasil dari proses asimilasi dan akulturasi peradaban nenek moyang Kita.

Cerita atau kisah yang ada didalam pewayangan memiliki nilai luhur dan ajaran moral yang dapat memberikan pelajaran bagi masyarakat Indonesia. Atas dasar itu, Kami meyakini bahwa media wayang kulit ini dapat mengantarkan Kita untuk menggali kembali nilai-nilai luhur dan ajaran moral, sekaligus mengokohkan kepribadian Kita sebagai bangsa Indonesia.
Pada kesempatan ini perlu Kami beritahukan, bahwa pagelaran wayang kulit adalah salah satu media bagi Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk mensosialisasikan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009.

Adapun nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara yang Kami maksud ialah, Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-nilai tersebut selanjutnya, Kami maknai sebagai nilai-nilai ‘empat pilar’ kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pagelaran wayang kulit yang membawakan judul  ”Menak Lare” ini akan memberikan nilai-nilai terkait karakter kepemudaan yang teguh dan berani dalam berbuat kebaikan. Nilai-nilai tersebut sangat dibutuhkan bagi bangsa Indonesia,  terutama generasi muda yang akan menjadi motor penggerak perubahan bangsa ke arah kehidupan yang lebih baik.

Menak Lare adalah salah satu kisah pewayangan yang bercorak keislaman dari kitab menak. Wayang bercorak keislaman ini merupakan warisan budaya nenek moyang kita dari para pedagang Persia yang masuk ke Nusantara sekitar abad ke-7 masehi.

Lakon Menak Lare berkisah tentang perjalanan pemuda bernama Amir Hamzah sebagai pewaris tahta kerajaan Arab-Mekah yang beragama Islam. Amir Hamzah akan menghadapi penguasa kerajaan Medayin, Prabu Nusirwan yang belum beragama Islam. Amir Hamzah sebagai pemuda yang berani, tangguh, dan pandai, selalu sanggup untuk menghadapi setiap intrik dan tipu daya dari Prabu Nusirwan.

Peran Amir Hamzah sebagai pemuda yang gagah berani tersebut memberi pesan bagi Kita mengenai arti strategis dan pentingnya peran generasi muda bagi masa depan Indonesia, khususnya dalam mewujudkan cita-cita bangsa menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.