Rotterdam: Pesatnya perkembangan teknologi telah membawa kita
memasuki Revolusi Industri ke-4. Dampaknya telah memengaruhi setidaknya
tiga aspek, yaitu politik, ekonomi dan sosio-kultural.
Demikian urai Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus
Harimurti Yudhoyono (AHY) saat menghadiri undangan Perhimpunan Pelajar
Indonesia (PPI) Belanda, bertema: “International Conference on
Indonesian Development (ICID) 2.0” di Universitas Erasmus, Rotterdam,
Belanda, Kamis (19/9) malam waktu setempat.
Menurut AHY, Revolusi Industri ke-4 yang ditandai dengan semakin
biasnya dunia riil dan digital akibat penggunaan teknologi dalam
kehidupan sehari-hari, telah menghadirkan peluang dan tantangan baru.
Dalam aspek ekonomi, apa yang kita sebut sebagai ekonomi digital,
telah membuktikan bahwa disrupsi bisnis model tradisional belakangan ini
telah memberi kesempatan bagi para pengusaha jenis baru.
“Sepuluh tahun lalu, orang-orang mungkin skeptis terhadap prospek
e-commerce di Indonesia. Tapi kini kita bangga melihat beberapa start-up
digital lokal berkembang menjadi perusahaan bernilai miliaran dolar,
atau yg sering disebut, unicorn,” terang AHY
AHY mencontohkan beberapa start-up sukses asal Indonesia, seperti
Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, yang bahkan telah ekspansi
hingga Asia Tenggara.
“Mereka tak hanya membantu mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga telah mengubah cara hidup masyarakat kita,” kata AHY.
Di sisi lain, disrupsi ini juga memunculkan sejumlah tantangan.
Beberapa pekerjaan menjadi tidak terpakai dan pada akhirnya hilang. Para
pekerja di bidang tradisional harus bisa beradaptasi menyesuaikan tren
yang ada.
Karenanya AHY menekankan peran pemerintah menghadapi tantangan ini, karena tidak bisa hanya diserahkan kepada pasar.
“Pemerintah perlu memastikan adanya bidang yg seimbang antara bisnis
dan keuntungan yang dapat dinikmati semua pihak, bukan hanya
terkonsentrasi pada segelintir orang,” ujar AHY
“Realokasi tenaga kerja ke sektor-sektor ekonomi baru yang terus
tumbuh akan membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang tepat untuk
membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan,”
tambah AHY.
AHY menambahkan, “Kolaborasi antara pusat pendidikan dan industri
akan dibutuhkan untuk memastikan keselarasan. Seluruh perspektif ini
membutuhkan pendekatan pembangunan yang inklusif dari pemerintah.”
AHY percaya bahwa pemerintah harus konsisten menerapkan 4-track development strategy untuk memanfaatkan Revolusi Industri ke-4.
4 strategi itu adalah, berpihak pada pertumbuhan ekonomi, berpihak
pada masyarakat tak mampu, berpihak pada pencari kerja, berpihak pada
lingkungan hidup.
“Implementasi strategi ini akan membantu menghasilkan lebih banyak
peluang ekonomi, mengurangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan,
menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan melindungi lingkungan. Tidak
seorang pun boleh tertinggal,” tegas AHY.
“Tujuan keseluruhan adalah untuk mencapai pertumbuhan yang
berkeadilan. Hanya dengan begitu kita dapat memperoleh manfaat ekonomi
penuh dari Revolusi Industri ke-4,” AHY mengakhiri.