Laman

Jumat, 01 Februari 2013

Peluncuran Buku Kebudayaan Mendesain Masa Depan di Bappenas Jakarta


Wakil Ketua MPR RI Ibu Hj. Melani Leimena Suharli menghadiri acara peluncuran Buku Kebudayaan Mendesain Masa Depan di Bappenas Jakarta.

Kementerian PPN/Bappenas merupakan kementerian setengah kampus karena intensifnya kegiatan bersifat akademis-ilmiah juga kegiatan yang merespon current issues yang digelar di sini,“ tutur Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana, Menteri PPN/ Kepala Bappenas saat memberikan kata sambutan dalam peluncuran buku “Kebudayaan Mendesain Masa Depan” terbitan UST Press dan Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, Kamis (20/12) di Bappenas.

Dalam kata sambutannya, Menteri PPN/Bappenas mengatakan Kementerian PPN/Bappenas merupakan kementerian yang mempunyai posisi sentral dan strategis dalam proses penyusunan rencana pembangunan di tingkat pusat dan daerah. Karena itu, Kementerian PPN/Bappenas senantiasa akan terus memelihara semangat dan menumbuhkan kehidupan intelektualisme.

Dalam kerangka itu, kegiatan-kegiatan seperti kajian, telaahan, diskusi, evaluasi kebijakan pembangunan, bedah buku, hingga peluncuran buku merupakan kegiatan rutin yang telah berlangsung lama di Bappenas yang tidak hanya dilakukan, kalangan internal Bappenas tetapi juga dengan stakeholders Bappenas.

Peluncuran buku ini disambut baik oleh Kepala Bappenas. Buku “Kebudayaan Mendesain Masa Depan” merupakan buku yang sangat berharga sebagai masukan dan referensi bagi kita semua. Materi yang dibahas dalam buku ini sangat penting untuk dibaca dan dipahami karena kebudayaan merupakan kemampuan manusia untuk menjadi mandiri, dan menjaga kelangsungan hidupnya dengan tangguh, serta sekaligus menentukan destiny-nya, imbuh Ibu Armida. “Judul buku ini sesuai benar dengan tujuan pembangunan Indonesia yang titik-tolaknya adalah “membangun manusia Indonesia seutuhnya” dan menjadikannya setara dengan bangsa-bangsa lain,” pungkas Menteri PPN/Kepala Bappenas menutup sambutannya.

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Sri-Edi Swasono, sebagai editor utama mengatakan penerbitan buku ini bertujuan untuk memperingati “90 Tahun Tamansiswa” dan mensyukuri bahwa kebudayaan telah kembali ke habitat pendidikan yang ditandai dengan disatukannya lagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang sejak awal kemerdekaan Indonesia tidak memisahkan kebudayaan dari pendidikan nasional.

Buku setebal 488 halaman ini merupakan kumpulan tulisan para tokoh-tokoh negarawan, pendidik, budayawan, dan para pemikir di lingkungan kampus serta pamong Tamansiswa.

“Kita harus melepaskan kutukan bahwa bangsa kita di dunia dulu dikenal dengan bangsa kuli. Kita harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ujar Prof. Dr. Sri-Edi Swasono. Lebih jelas dikatakan Prof. Edi, dalam kata sambutannya, bangsa Indonesia tidak bisa menjadi satu kesatuan tanpa memiliki platform yang sama, yaitu Pancasila. Tanpa platform yang sama maka persatuan bangsa akan menjadi persatean yang sama. Melalui pendidikan akan membuat bangsa ini menjadi bangsa yang tangguh dan dapat membentuk karakter national building.