Pembangunan perpolitikan di Indonesia, saat ini sangat gencar dan ramai.
Namun, satu hal yang pasti dan harus di dalam dunia perpolitikan
Indonesia adalah bahwa semua pihak baik itu kaum laki-laiki ataupun kaum
perempuan, memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk terjun mewarnai
perplolitikan Indonesia. Namun, sayang kesadaran kaum perempuan
Indonesia untuk berpolitik masih minim, terlihat dari kuantitas
perempuan di parlemen yang hanya 18 persen.
Hal ini diungkapkan Wakil Ketua MPR RI Melani Leimena Suharli dalam diskusi Dialog Pilar Negara dengan media puluhan wartawan massa nasional, yang mengusung tema sentral . Memperkuat Peran Politik Perempuan Dalam Konstitusi dan Praktik yang menampilkan dua narasumber utama,Wakil Ketua MPR RI Melani Leimena Suharli dan anggota MPR RI Fraksi Partai Golkar Nurul Arifin, di Ruang Presentasi Perpustakaan Sekretariat Jenderal MPR RI, Gedung Nusantara IV, Kompleks MPR/DPR/DPD, Jakarta, Senin (14/5).
Hal ini diungkapkan Wakil Ketua MPR RI Melani Leimena Suharli dalam diskusi Dialog Pilar Negara dengan media puluhan wartawan massa nasional, yang mengusung tema sentral . Memperkuat Peran Politik Perempuan Dalam Konstitusi dan Praktik yang menampilkan dua narasumber utama,Wakil Ketua MPR RI Melani Leimena Suharli dan anggota MPR RI Fraksi Partai Golkar Nurul Arifin, di Ruang Presentasi Perpustakaan Sekretariat Jenderal MPR RI, Gedung Nusantara IV, Kompleks MPR/DPR/DPD, Jakarta, Senin (14/5).
Padahal kuota perempuan di perlemen itu 30 persen, kenapa belum
tercapai. Hal inilah yang kita terus perjuangkan terutama kaukus
perempuan parlemen agar perempuan lebih sadar dan berkiprah di
politik.
Dalam kesempatan tersebut, Melani sangat setuju dengan wacana bahwa eksistensi perempuan di perpolitikan Indonesia terutama di parlemen, jangan hanya sekedar kuantitas saja , tapi harus di ke depankan pula kualitas.
Saya kira memang sudah banyak, peran dan kiprah perempuan di
perpolitikan Indonesia, saya harap media massa nasional, rajin-rajinlah
melakukan ekspos eksistensi perempuan Indonesia.