Laman

Jumat, 01 Juni 2012

Sebagai Narasumber Pada Acara Diskusi Publik Hari Kartini di Kampus UI Depok






Wakil Ketua MPRRI Ibu Hj. Melani Leimena Suharli menjadi narasumber pada acara Diskusi Publik Hari Kartini dengan Tema -Kepemimpinan Perempuan-, pada acara tersebut di hadiri juga oleh Ketua Umum Muslimat NU Ibu Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur Ibu Rustriningsih dan Rektor Universitas Indonesia Bapak Prof Dr der Soz Gumilar Rusliwa Somantri.

Kemajuan jaman telah banyak mengubah pandangan tentang wanita, mulai dari pandangan yang menyebutkan bahwa wanita hanya berhak mengurus rumah dan selalu berada di rumah, sedangkan laki-laki adalah makhluk yang harus berada di luar rumah, kemudian dengan adanya perkembangan jaman dan emansipasi menyebabkan wanita memperoleh hak yang sama dengan laki-laki. 

Perjuangan untuk memperoleh hak yang sama secara tegas dimulai dari Raden Ajeng Kartini, walaupun banyak wanita-wanita lain di Indonesia memiliki pemikiran perjuangan yang sama, tetapi perjuangannya merupakan cita-cita agar wanita memiliki pemikiran dan tindakan yang modern. Dengan demikian, adanya persamaan hak di berbagai bidang kehidupan telah menggeser pandangan terdahulu, Perhatian dan perjuangan R.A Kartini tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. R.A Kartini melihat perjuangan perempun agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas.

Dengan demikian, bagi sebagian kaum perempuan saat ini, perjuangan mereka belum lah selesai, hal ini dikarenakan masih banyak kaum perempuan yang masih berjuang untuk hidupnya dan keluarganya. Selain itu, masih banyak kaum perempuan yang melihat dirinya sebagai seseorang yang ragu, bimbang, bingung akan tujuan-tujuan mereka dalam hidup, dan menunggu dipilih atau disadari keberadaannya oleh pria, karena kaum perempuan sendiri belum memiliki rasa percaya diri yang cukup untuk mereka ikut berperan aktif dalam berbagai bidang kehidupan.

Kesejajaran wanita dengan laki-laki sebagai suatu usaha yang tidak sia-sia, apabila wanita itu sendiri berusaha sesuai dengan kemampuannya, sehingga dengan kemampuan yang sama maka akan sanggup bersaing di kehidupan ini dengan kaum laki-laki sesuai dengan sifat kewanitaannya. Persamaan hak yang dimiliki oleh kaum wanita Indonesia termasuk kepemimpinan dan partisipasi dalam bidang politik.

Wanita dalam kehidupannya mempunyai beban tugas yang lebih berat dibandingkan dengan laki-laki. Peran ganda dari seorang wanita masa kini, selain memiliki tanggung jawab di dalam rumah sebagai ibu juga di luar rumah sebagai wanita karier.

Wanita yang unggul dan tangguh adalah wanita yang dapat berjuang menghadapi berbagai tantangan apabila memilih peran ganda, tetapi harus terdapat saling pengertian dan saling mengisi dalam kehidupan rumah tangganya.

Di Indonesia wacana pemimipin wanita telah cukup lama mencuat ke permukaan. Wacana pemimipin wanita telah memancing polemik dan perdebatan antara yang pro maupun kontra terhadap pemimpin wanita dalam sebuah negara. Apalagi dalam masyarakat yang secara umum bersifat patrilinial, yakni memuliakan kaum laki-laki dalam semua aspek kehidupan.

Kesejajaran antara wanita dan laki-laki merupakan suatu usaha yang tidak sia-sia apabila wanita itu sendiri berusaha sesuai dengan kemampuannya, sehingga dengan kemampuan yang sama maka akan sanggup bersaing di kehidupan ini dengan kaum laki-laki sesuai dengan sifat kewanitaannya.