Wakil Ketua MPR RI Hj. Melani Leimena Suharli Hadir sebagai narasumber pada acara diskusi dengan tema : "Tinjauan Kritis Membangun Masa Depan Bersama Bagi Keutuhan, Keadilan dan Kemanusiaan" yang diselenggarakan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) dalam rangka perayaan HUT ke-51 GAMKI, di Gedung Joeang, Jakarta Pusat, turut hadir sebagai narasumber Anggota DPR RI Fraksi PDIP Ibu Eva Kusuma Sundari dan mantan Sesmenko Polhukam Bapak Letjen (Purn) Hotmangaradja Panjaitan.
Dalam acara diskusi tersebut Ibu Melani menyampaikan beberapa point penting diantaranya :
“Kita berharap intoleransi jangan sampai terjadi di Indonesia. Kita sangat prihatin kalau terjadi intoleransi beragama. Maka dialog sangat penting untuk menjaga keharmonisan sehingga tidak terjadi konflik beragama. Memang di beberapa tempat masih harus dilakukan dialog. Saya terharu karena pelaksanaan MTQ di Maluku beberapa waktu lalu panitianya dari lintas agama. Bahkan para pendeta membuka pintu rumah mereka untuk peserta MTQ,” papar Melani.
Menurut Ibu Melani, ancaman kerukunan beragama dan nasionalisme yang merosot menjadi pemicu bagi Pimpinan MPR untuk terus mensosialisasikan 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. MPR tidak puas hanya sekedar bertugas memperkenalkan perubahan amandemen UUD 1945.
“Saya melihat dan merasakan nasionalisme berkurang. Kemarin anak SD datang ke MPR, ada murid yang tidak bisa menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Ini memprihatinkan sekali. Saya pun mengingatkan guru atas hal ini,” kata Ibu Melani.
Dia juga menyoroti kecintaan menggunakan bahasa Indonesia yang memudar di dunia pendidikan, apalagi sekolah internasional yang lebihmengutamakan Bahasa Inggris. “Padahal persoalannya bagaimana mereka bisa cinta Indonesia kalau mereka lebih peduli bahasa Inggris. Makanyakita giat mengampanyekan gerakan 4 Pilar,” ucapnya.
Politisi Demokrat ini bersyukur Pancasila kembali masuk dalam kurikulum pendidikan. “Presiden Barack Obama saja mengutip Pancasila saat berpidato di Universitas Indonesia beberapa waktu lalu apakah kita mau melupakan nilai-nilai Pancasila,” ujar Ibu Melani.
Sumber : http://news.okezone.com
Dalam acara diskusi tersebut Ibu Melani menyampaikan beberapa point penting diantaranya :
“Kita berharap intoleransi jangan sampai terjadi di Indonesia. Kita sangat prihatin kalau terjadi intoleransi beragama. Maka dialog sangat penting untuk menjaga keharmonisan sehingga tidak terjadi konflik beragama. Memang di beberapa tempat masih harus dilakukan dialog. Saya terharu karena pelaksanaan MTQ di Maluku beberapa waktu lalu panitianya dari lintas agama. Bahkan para pendeta membuka pintu rumah mereka untuk peserta MTQ,” papar Melani.
Menurut Ibu Melani, ancaman kerukunan beragama dan nasionalisme yang merosot menjadi pemicu bagi Pimpinan MPR untuk terus mensosialisasikan 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. MPR tidak puas hanya sekedar bertugas memperkenalkan perubahan amandemen UUD 1945.
“Saya melihat dan merasakan nasionalisme berkurang. Kemarin anak SD datang ke MPR, ada murid yang tidak bisa menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Ini memprihatinkan sekali. Saya pun mengingatkan guru atas hal ini,” kata Ibu Melani.
Dia juga menyoroti kecintaan menggunakan bahasa Indonesia yang memudar di dunia pendidikan, apalagi sekolah internasional yang lebihmengutamakan Bahasa Inggris. “Padahal persoalannya bagaimana mereka bisa cinta Indonesia kalau mereka lebih peduli bahasa Inggris. Makanyakita giat mengampanyekan gerakan 4 Pilar,” ucapnya.
Politisi Demokrat ini bersyukur Pancasila kembali masuk dalam kurikulum pendidikan. “Presiden Barack Obama saja mengutip Pancasila saat berpidato di Universitas Indonesia beberapa waktu lalu apakah kita mau melupakan nilai-nilai Pancasila,” ujar Ibu Melani.
Sumber : http://news.okezone.com